Sejarah Matematika Perkembangan Geometri Analitik Abad Ke-17
PERKEMBANGAN GEOMETRI
ANALITIK ABAD KE-17
A.
Sejarah
Perkembangan Geometri Analitik
Terdapat
perbedaan pendapat tentang siapa yang menemukan geometri analitik. Tidak
diketahui dengan jelas siapa penemu geometri analitik. Kita tahu bahwa Yunani
Kuno menemukan berbagai hal tentang aljabar geometri, dan dikenal banyak orang
tentang koordinat yang digunakan di jaman kuno oleh orang Mesir dan Romawi
dalam pembuatan peta. Dan orang-orang Yunani mempunyai andil besar dalam
geometri khususnya persamaan geometri, persamaan kurva Cartesius, merupakan
pendapat asli dari Menaechmus. Pada abad 14 Nicole Oresme melahirkan
dalil-dalil dengan cara pembuatan grafik kurva variabel bebas (latitudo) yang
berbeda dengan grafik kurva variabel tidak bebas (longitudo). Semua ini masih
jauh dari apa yang sebenarnya kita pikirkan tengan gemetri analitik, dan
mungkin memang benar bahwa kontribusi konstanta telah ditemukan Descartes dan
Fermat pada abad ke 17 sebagai suatu hal penting dalam geometri analitik. Pada
awal abad ke-17 terdapat dua perkembangan penting dalam geometri.
Perkembangan
geometri yang pertama dan yang terpenting, adalah penciptaan geometri analik,
atau geometri dengan koordinat dan persamaan, oleh Rene Descartes (1596-1650)
dan Pierre de Fermat (1601-1665). Geometri Analitik, juga disebut
geometri koordinat dan dahulu disebut geometri Kartesius, adalah pembahasan
geometri menggunakan prinsip-prinsip aljabar menggunakan bilangan riil. Biasanya, sistem koordinat Kartesius diterapkan untuk menyelesaikan persamaan bidang, garis,
garis lurus, dan persegi, yang sering dalam pengukuran 2 atau 3 dimensi.
Seperti yang diajarkan di buku pelajaran sekolah, geometri analitis dapat
dijelaskan dengan sederhana: terfokus pada pendefinisian bentuk bangun dalam
bilangan dan menjadikan sebagai sebuah hasil perhitungan. Hasil perhitungan
dapat diasumsikan sebagai sebuah vektor atau bangun. Bagaimanapun juga beberapa
output numerik juga membentuk vektor. Ada anggapan bahwa lahirnya geometri
analitis adalah permulaan matematika modern.
Ini adalah awal yang di perlukan untuk perkembangan kalkulus. Perkembangan
geometrik kedua adalah penyelidikan sistematik dari geometri projektif
oleh Girard Desargues (1591– 1661). Geometri projektif adalah penyelidikan
geometri tanpa ukuran, cuma dengan menyelidik bagaimana poin selari dengan satu
sama lain.
B. Para Penemu
Geometri Analitik
1
1 1. Rene Descartes
(1596-1650)
Matematikawan Rene Descartes, yang lahir di sebuah Desa
La Haye Prancis tanggal 31 Maret 1596, adalah orang yang memiliki ketertarikan
pada bidang geometri analitik. Terobosan baru pada penemuan karya
matematika dalam bidang analitik geometri yang dipelopori oleh Descartes. Pemikiran
Descartes mengenai geometri analitik dituangkan dalam tulisanya yang berjudul “La Géométrie” Karyanya yaitu koordinat kartesius. Uraian
geometri pada bagian pertama dari karya ini diuraikan mengenai aljabar
geometri sebagai pengembangan dari aljabar geometri gerik purbakala. Saat
Beliau mempelajari bentuk -bentuk dengan menggunakan sumbu-sumbu. Descartes
menemukan hasil mengejutkan, diketahui bahwa semua bentuk mempunyai kategori
persamaan umum, seperti halnya garis lurus. Menentukan suatu titik memenuhi
relasi x dan y.
Pada suatu
sumbu dilukiskan x, mengapit sudut tertentu dengan sumbu yang dilukiskan y,
maka terbentuk (x,y). Untuk menangani garis-garis dan bentuk-bentuk ruang
diperlukan sebuah grafik untuk menggambarkannya. Grafik dibuat dengan
menyilangkan garis horizontal - diberi nama sumbu x, dengan garis vertikal
– diberi nama sumbu y, dimana persilangan itu terjadi pada titik nol [0].
Pada sumbu x sisi kanan adalah positif sedang sisi kiri negatif. Begitu
pula, bagi sumbu y di sisi atas adalah positif dan sedang di sisi bawah
negatif. Bentuk-bentuk atau garis-garis dapat digambar pada grafik sesuai
dengan posisinya yang ditandai dengan angka-angka. Sebagai contoh, sebuah titik
dapat digambarkan oleh dua angka, satu menunjukkan jarak pada sumbu x dan
lainnya menunjukkan jarak pada sumbu y. Misal: titik P dihadirkan dengan dua
angka 3 dan 2 menunjuk 3 satuan ukuran pada sumbu x dan 2 satuan ukuran pada
sumbu y dan ditulis dengan notasi titik P (3,2) notasi positif karena
berada di kuadran 1. Pada kuadran 2, maka titik pada sumbu x bertanda negatif
dan titik pada sumbu Y positif seperti pada contoh (-2,3). Pada kuadran 3,
titik-titik pada sumbu X maupun sumbu Y, sama-sama negatif seperti contoh
(-1,-2). Untuk kuadran 4, titik pada sumbu X positif sedang titik pada sumbu Y
bertanda negatif seperti (2,-3). Untuk lebih jelasnya Anda bisa melihat gambar di
bawah ini.
Saat Beliau
mempelajari bentuk-bentuk dengan menggunakan sumbu-sumbu, Descartes menemukan
hasil mengejutkan. Diketahui bahwa semua bentuk memunyai kategori persamaan
umum, seperti halnya garis lurus. Menggambar theorema Pythagoras, pada
sebuah lingkaran dengan pusat pada titik (0,0) dengan x dan y masing-masing
menunjuk jarak dari titik pusat dan r adalah jari-jari lingkaran, diperoleh x²
+ y² = r². Rumus di atas merupakan fungsi lingkaran.
Ide dasar sistem ini dikembangkan pada tahun 1637 dalam dua
tulisan karya Descartes. Pada bagian kedua dari tulisannya“Discourse on Method ”, ia
memperkenalkan ide baru untuk menggambarkan posisi titik atau obyek pada sebuah permukaan,
dengan menggunakan dua sumbu yang bertegak lurus antar satu dengan yang lain.
Dalam tulisannya, “La Géométrie”, ia memperdalam konsep-konsep yang telah
dikembangkannya.
2 .Pierre de Fermat (1601-1665)
Fermat lahir di
Toulouse, anak dari seorang saudagar kulit. Beliau memperoleh pendidikan
di bidang hukum, dan bekerja sebagai ahli hukum dengan penampilannya yang
sederhana. Penemuan fermat terpenting adalah
mengenai teori bilangan. Dalam teori bilangan Beliau dipandang memiliki intuisi
dan kemampuan luar biasa yakni: Jika m suatu bilangan prima dan p bilangan
relatif prima kepada m maka pm-1 -1 habis dibagi m. Misalnya: m = 5, p =4 maka
45-1 -1 = 255 habis dibagi 5. Tiap bilangan prima ganjil dapat dinyatakan
sebagai selisih dari dua kuadrat hanya dengan satu cara. Teorema ini dibuktikan
sebagai berikut : Jika p suatu bilangan prima ganjil, maka : Bukti yang
diberikan itu amat sederhana. Sebut p = x2 – y2, maka p = (x + y) (x - y)
Karena p adalah bilangan prima, maka faktornya hanyalah x +y = p dan, x - y =
1. ü
Suatu Bilangan Prima dalam bentuk p = 4m+1 dapat dinyatakan sebagai jumlah dari
dua bilangan kuadrat. Misalnya: 13 = 4 x 3 + 1= 22 + 32 29 = 4 x 7 + 1 = 52 +
22 . Bilangan Prima p = 4m +1 hanya terjadi satu kali sebagai hipotenusa
segitiga siku. Kuadrat dari p dapat terjadi dua kali sebagai hipotenusa dan
pangkat tiga dari p dapat terjadi tiga kali sebagai hipotenusa dan seterusnya.
Contohnya : p = 13 = 4(3) + 1, maka 132 = 122 + 52 ( satu kali), p = 169, maka
1692 = 1562 + 652 = 1202 + 1192 (dua kali) Dan seterusnya. Terdapat hanya satu
bilangan bulat sebagai penyelesaian dari x2 + 2 = y3 , dan hanya dua dari x2 +
4 = y
3 Soal ini dikemukakan Fermat
sebagai tantangan kepada ahli matematika inggris. Penyelesaiannya : x = 5 , y =
3 pada persamaan pertama. x=2, y =2 ; x =1 , y = 5 pada persamaan kedua.
Beliau
dipandang sebagai ahli yang amat teliti dalam tugasnya dan bersikap rendah hati
sebagai anggota dewan kota praja Toulouse pada usia 30 tahun. Beliau
memanfaatkan waktu luangnya belajar matematika. Bersamaan dengan saat Descartes
merumuskan dasar geometri analitik, Fermat juga mempelajari bahan pelajaran
itu. Maka Fermat dipandang sebagai jenius matematika Prancis abad-17. Fermat
menekuni “olah raga” paling menantang pada masa itu yakni memburu dan melakukan
restorasi barang-barang peninggalan kuno. Dengan dasar bahan-bahan yang
diperoleh, Fermat merekonstruksi Plane Locidari Apollonius dan meng-update
“Koleksi Matematika” (Mathematical Collection) dari Pappus dari Alexandria.
Pada tahun
1629, Fermat memberikan salinan karya Apollonius yang selamat, Plane
Loci, kepada salah seorang matematikawan di sana. Tidak lama kemudian,
Fermat mencetuskan karya tentang maksimal, minimal dan tangen, di mana karya
itu kemudian diberikan kepada Etienne d’Espagnet yang memunyai minat sama
terhadap matematika guna dipelajari. Hasil sampingan dari upaya Fermat ini
adalah suatu penemuan. Pada tahun 1636, Fermat mencetuskan prinsip dasar
analitik geometri: Apabila diketahui persamaan dengan dua peubah (variabel)
yang tidak diketahui dan dapat dihitung, akan didapat locus, yang secara
gamblang menunjukkan suatu garis, lurus atau lengkung. Pernyataan di
atas, ditulis setahun sebelum Descartes menerbitkan Geometry, tampaknya
merupakan pengembangan dari aplikasi Fermat terhadap analisis Viete guna
mempelajari loci dari Apollonius.
Gambar di atas
tampak seperti bukit dan lembah. Yang membedakan hanyalah gambar tersebut
terletak dalam sistem kuadran dari Descartes. Perhatikan bahwa garis lengkung
itu memunyai maksimal (titik tertinggi) dan minimal (titik terendah). Disebut
tertinggi dan terendah karena dibandingkan dengan titik-titik yang terletak
disebelahnya. Sekarang, amatilah tangen masing-masing titik maksimal dan
minimal yang terletak pada sumbu t yang sejajar dengan sumbu x. Arah tangen
pada titik ekstrim (maksimal dan minimal) dari f(t) adalah titik nol. Apabila
kita mencari titik ekstrim dari fungsi, f(t), maka kita dapat menyelesaikan
problem arah (slope) untuk kurva y = f(t), dan tentukan bahwa arah untuk
titik t, y sama dengan 0, bila arah itu diekspresikan dengan notasi aljabar.
Hal ini sangat penting guna menemukan nilai t yang sesuai dengan titik ekstrim.
Metode penemuan Fermat pada tahun 1628 - 1629, tidak pernah dipublikasikan sampai
sekitar satu dekade lamanya. Penemuan ini baru diketahui karena karya tersebut
dikirim ke Descartes lewat perantaraan Mersenne.
bagus bagus sekali infonya
ReplyDeletedigital marketing id