Sejarah Matematika di Eropa pada Abad 13-16
Sejarah Matematika di Eropa
pada Abad 13-16
A. Abad 13
Leonardo
fibonaci atau yang lebih dikenal sebagai Leonardo de Pisa adalah matematikawan
yang paling berbakat pada abad pertengahan. Ia dikenal dalam sistem biologi
India sejak abad 200 SM. Dia adalah anak seorang pedagang yang mengikuti
ayahnya berdagang ke Mesir, Sicilia,Yunani dan Syria. Karyanya yang terbesar
adalah sebuah buku yang berjudul Liber
Abaci pada tahun 1202. Buku ini berisi tentang problem-problem dengan
menggunakan lambang Hindu-Arab yang memperlihatkan bahwa dia dipengaruhi oleh
aljabarnya Al-khawarizmi dan Abu Kamil. Liber abaci ini lebih memfokuskan pada
aritmatika dibandingkan geometri, buku ini dimulai dengan penjelasan sembilan
lambang bilangan India dengan menambahkan bilangan nol. Fibonacci pun
secara tetap menggunakan garis datar ( – ) sebagai lambang untuk menyatakan
pembagian, dalam buku ini Fibonacci menggunakan 3 jenis pecahan yaitu: pecahan
biasa, pecahan sexagesimal, dan pecahan unit.
Salah
satu problem yang terdapat pada Liber Abaci ini adalah “ berapa pasang kelinci
yang akan dilahikan dalam satu tahun, yang dimulai dengan sepasang kelinci,
apabila setiap bulan masing-masing pasangan menghasilkan satu pasang kelinci
baru, dimana pasangan kelinci baru akan menghasilkan setelah bulan ke-2”. Problem
ini dikenal sebagai barisan 3 Fibonacci; 1,1,2,3,5,8,13,21...,
m,n,m+n... Karya keduanya Fibonacci’s
Practica Geometriae pada tahun 1220, yaitu sebuah kumpulan materi
geometri dan trigonometri yang dikerjakan oleh Euclid dan beberapa merupakan
karya aslinya sendiri. Dan tahun 1225 dengan judul Liber Quadratorum,
yaitu karyanya yang brilian dan original dalam menganalisis dan telah
membuatnya luar biasa pada jaman Diophantus dan Fermat.
Bakatnya yang luar biasa ini menyebabkan dia dipanggil
oleh raja Federick II untuk ikut dalam suatu perlombaan yang tiga soalnya sudah
disiapkan oleh Jhon dari Pelermotiga dan salah satunya yaitu x2+5 adalah suatu
kuadrat bilangan dan x2-5 juga merupakan suatu kuadrat dari sebuah bilangan,
dan Fibonacci menjawab dengan tepat bahwa x bernilai sebab ()2 + 5 = ()2 - 5 =
()2 problem ini terdapat dalam buku Liber Quadrtorum, selain itu Fibonacci juga
menuliskan identitas-identitas dalam buku Liber Quadrtorum seperti;
(a2+b2)(c2+d2) = (ac+bd)2 + (bc–ad)2
= (ad+bc)2 + (ac–bd)2
B.
Abad ke-14
Abad
ke-14 adalah masa yang tandus bagi matematika. Ini adalah abad dari maut hitam
yang menyapu lebih dari 1/3 penduduk Eropa, di dalam abad ini terjadi perang
100 tahun (Hundred Year’s War), dengan pergolakan politik ekonomi di Eropa
utara yang sedang memuncak.
Meskipun
matematika pada abad pertengahan pada dasarnya bersifat praktis matematika
spekulatif tidak sepenuhnya lenyap. Pemikiran-pemikiran filsuit-filsuit
sholastic menyebabkan pemikiran teoritis yang halus tentang gerak, tak
terhingga dan continu yang semuanya merupakan pemikiran pokok matematika
modern.
Matematikawan
terbesar masa itu Nicole Oresme, ia menulis lima karya matematika dan
diterjemahkan sebagian dari Aristoteles. Dalam salah satu saluran itu muncul
penggunaan pertama yaitu eksponen pecahan. Dalam karya lain ia perkenalkan penentuan letak
suatu titik yang menjadi awal dari geometri kordinat. Brosur-brosur berjasa
menghidupkan kembali kegiatan Matematika atau renaisans dari Matematika.
Karyanya memberi landasan dari Descartes untuk pemgembangan Matematika abad-15.
Thomas
Bradwardine (1290 - 1349) menulis brosur-brosur tentang konsep .kontinu, deskrit, besar tak berhingga, kecil
tak berhingga. Ia juga menulis brosur tentang aritmetika, dan geometri.
C. Abad ke-15
Bagian
aritmetika dari suma dimulai dengan alogarisme bagi operasi-operasi yang pokok
dan untuk mengambil kuadrat. Uraian cukup lengkap, juga mememuat misalnya saja
tidak kurang dari delapan cara untuk melakukan perkalian. Aturan ponasi/
pernisalan yang dibahas dan diterapkan pula. Meskipun banyak kesalahan dalam
karya Luca Pacioli tapi dalam Aritmetika karyanya merupakan standar authority. Aljabar
yang ditulisnya masih aljabar sinkopasi. Singkatan-singkatan yanng ditulisnya
antara lain:
p singkatan dari
piu artinya tambah
m singkatan dari
meno artinya kurang
co singkatan dari
cosa artinya benda yg tidak diketahui dipakai untuk perubah x
ce singkatan dari
censo dipakai untuk x2
cu singkatan dari
cuba dipakai untuk x3
cece singkatan
dari censo censo dipakai untuk x4
ae singkatan dari
aequalis artinya sama
Tanda-tanda + dan-
. disini tanda-tanda tersebut tidak digunakan sebagai lambang operasi tapi
semata-mata untuk menyatakan kelebihan dan kekurangan.
D.
Abad
ke-16
1.
Menuju
Aljabar dengan Lambang-lambang
Rogert
Recorde (1510 - 1558) menulis karya dalam aljabar, geometri dan astronomi. Pada
tahun 1557 ia menulis aljabar dengan judul The Whetstone Of De Witte. Dalam
buku itulah pertama kali digunakan lambang “=” untuk kesamaan seperti digunakan
sekarang. Awal dari tanda sama dengan “II dan ӕ”.
Chrisoff
Rudolf (1499 - 1545) menulis buku aljabar dengan judul Die Coss. Dalam buku itu diperkenalkan lambang
menarik akar “
,
barang kali sebagai singkatan dari radix.

Micheal
Stifel (1486 - 1567) seorang biarawan Jerman, menerbitkan buku dengan judul Arithmetica
Integra pada tahun 1544. Dalam buku itu ia menguraikan bilangan
rasional, irasional, deret aritmetika, deret geometri, koefisien binomial
hingga pangkat ke-7, dan memperkenalkan notasi A,AA,AAA,AAAA,... untuk pangkat
A tak diketahui. Dalam buku itu sudah memakai lambang +, - dan sebagai operasi
hitung dan memakai huruf untuk yang tak di ketahui.
2.
Aljabar
yang Berdiri Sendiri
Spione
del Ferro (1465 - 1526) seorang guru besar matematika pada universitas Bologna pada
tahun 1515 menulis persamaan pangkat tiga x3
+ mx = n, tetapi tidak menerbitkannya, hanya memberitahu kepada seorang
mahasiswanya Antonio Fior.Niccolo Fontana atau dikenal dengan Tartaglia (1499 -
1557) lahir di Brescia, Italia, putra seorang petani miskin. Pada serbuan
Perancis ke Italia ia di siksa berat sehingga tak dapat berbicara baik. Orang
tuanya meninggal dalam pembunuhan masal oleh pasukan Perancis. Maka Tartaglia
sebagai seorang yatim piatu harus menghidupi dirinya sendiri, namun mampu
belajar dengan baik atas biaya sendiri. Ada kalanya ia belajar dengan menggunakan
batu nisan di kuburan sebagai pengganti batu tulis. Kemudian ia menjadi guru
sebagai mata pencahariannya. Ia meninggal di Venesia.
Tartaglia
mendapatkan penghargaan sebagai ahli pertama menggunakan matematika pada ilmu
artileri. Ia juga menulis aritmetika tentang perdagangan, dan bea cukai,
tentang Euclides dan Archimedes. Pada tahun 1535, ia menerbitkan penemuannya
menyelesaikan persamaan pangkat tiga dalam bentuk x3 + px2 = n. Maka Antonio Fior menentangnya
untuk melakukan pertandingan matematika menyelesaikan persamaan pangkat tiga.
Maka Tartaglia mempersiapkan diri untuk menyelesaikan persamaan itu dengan dua
cara, sedang Antonio hanya menggunakan satu cara. Maka Tartaglia memenangkan
pertandingan itu.
Girolamo
Cardano (1501 - 1576) kelahiran Pavia, seorang yang sangat berbakat dalam
berbagai bidang ilmu. Ia menulis tentang aritmetika, astronomi, fisika dan
bidang lain. Karyanya paling karyanya paling terkenal adalah mengenai aljabar
dengan judul Ars Magna yang ditulis
pada tahun 1545. Dalam buku itu dimuatkan hasil penemuan Tartaglia untuk
menyelesaikan persamaan pangkat tiga itu.
Penyelesaian
persamaan kuadrat sudah mengikutsertakan akar-akar negatif. Ia sudah menghitung
dengan bilangan imaginer, menghitung akar persamaan x3 + mx = n
dikerjakan sebagai berikut :
Pada tahun 1540, Zuanne
de Tonini da Coi mengajukan soal kepada Cardano yang menghasilkan persamaan
pangkat empat. Tetapi Cardano tak dapat menyelesaikannya. Murid Cardano, Lodovico
Ferrari (1522 - 1565) berhasil
menyelesaikan soal itu dan penyelesaiannya ditulis juga dalam buku Ars Magna.
Rafael Bombelli (1526 –
1557) lahir di Bolognia, Italia. Ia menulis aljabar yang diterbitkan pada tahun
1572. Ia menulis syarat penyelesaian persamaan pangkat tiga x3 + mx
= n.
Jika
,
maka persamaan pangkat tiga itu mempunyai tiga akar riel. Ia memperbaiki lagi
notasi penulisan aljabar yang dipakai ahli sebelumnya. Ia menggunakan tanda
kurung dengan lambang “└ ┘”. Bombelli membedakan penulisan akar pangkat dua
dengan Rq dan akar pangkat tiga dengan Rc . Untuk menulis
akar dari bilangan negatif misalnyaditulis dengan “dim Rq 2 “.
Misalnya, Bombelli akan
menulis
sebagai Rc └ 5p dim
Rq 2 ┘
Penyelidikan akar-akar
persamaan derajat tinggi berlanjut terus pada masa berikutnya untuk metode
penyelesaian secara umum.
3.
Aljabar
Menggunakan Huruf
Francois Viete (1540 -
1630) lahir di Fontenay, Perancis. Ia seorang ahli hukum dan anggota parlemen,
tetapi dengan bakat luar biasa ia menggunakan waktu terluangnya mempelajari
matematika. Bahkan ia kemudian dipandang sebagai ahli matematika terbesar abad-16 sebagai bapak
Aljabar Modern. Ia menulis buku trigonometri pada tahun 1579 dengan judul Canon
Mathematicus Seu Ad Triangula. Buku itulah yang pertama di Eropa yang
menyelesaikan soal-soal trigonometri secara sistematis. Ia menyatakan cos n (tetha), n = 1, 2, 3,...,9 dengan cos(tetha).
Buku itu juga menguraikan persamaan pangkat tiga dengan jawaban trigonometri.
Pada tahun 1591 ia
menulis aljabar dengan judul In Artem Analiticam Isagoge. Ia
mulai menyusun aljabar dengan menggunakan huruf-huruf. Huruf hidup menyatakan
yang tak diketahui dan huruf mati untuk yang ditentukan. Sebelum Viete, lambang
penulisan pangkat yang berbeda ditulis dengan huruf yang berbeda walaupun
basisnya sama. Ia sudah memakai lambang + dan - , tetapi belum memakai lambang
untuk sama dengan, ia masih memakai kata aequatur.
A ð
X
A quadratum ð
X2
A cubum ð
X3
Maka 3 px3 +
2 qx2 – 4rx2 = 2s ð
P3 in A cub + Q2 in A quad – R plano 4 in A aequatur S solido 2.
Judul ketiganya Supplementum
Geometriae tahun 1593, di dalamnya membahas tentang sudut segitiga,
penyelesaian persamaan kubik, dan mengkontruksi heptagon (segi 7) beraturan.
4.
Persamaan
Derajat Tinggi
Pada tahun 1600, ia menulis aljabar dengan judul De
Numerosa Potestantum Resolutione.
Dalam buku itu ia menjelaskan pendekatan akar persamaan derajat tinggi secara
berturut-turut. Metode Viete itulah yang dipakai di Eropa hingga tahun 1680.
Sebagai pemakaiannya terhadap persamaan kuadrat x2 + mx = n dikerjakan sebagai berikut.
Andaikan x1 pendekatan salah satu akarnya, sebut x1
+ x2 pendekatan yang lebih baik maka:
Judul kelima Viete adalah De
Aequation Recognitione et Emendione (1615) yang membahas tentang
mempelajari sifat-sifat umum persamaan aljabar.
Sejarah mencatat usaha-usaha menyelesaikan persamaan derajat tinggi itu
secara umum. Pada tahun 1637 Descartes juga memberi penyelesaian persamaan
pangkat empat itu. Pada tahun 1750, Euler mencoba menyelesaikan persamaan
pangkat lima.
P. Ruffini (1765 - 1823)
seorang ahli Fisika Italia mencoba menyelesaikan persamaan pangkat lima itu
pada tahun 1805, dan pada tahun 1813 membuktikan bawa penyelesaian persamaannya
adalah tak mungkin.
Niels Hendrik Abel (1802 - 1829) seorang ahli Matematika Norwegia membuktikan
tak mungkin menentukan akar persamaan pangkat lima atau lebih dinyatakan dengan
koefisien persamaan itu.
5. Mengakhiri Abad 16
Christopher Clavius menulis beberapa textbook
tentang aritmatika tahun 1583, aljabar tahun 1608 dan menerbitkan edisi Elemen
Euclid tahun 1574.
Pietro Antonio Cataldi dengan menghasilkan
karya-karyanya aritmatika, risalah tentang bilangan sempurna, edisi dari enam
buku pertama Elemen, serta risalah singkat tentang aljabar.
Simon Stevin (1548 - 1620) dari negeri Belanda menulis aritmetika, ia
ahli pertama menulis aritmetika, ia ahli pertama menulis tentang pecahan
desimal, ia juga menulis tentang statistik dan hidrostatika.
Nicolas Coperniscus (1473 - 1543) dari Poladia. Ia menulis teori
tentang alam semesta, yang dilengkapi pada tahun 1530 tetapi baru diterbitkan
pada tahun 1543 setelah ia meninggal. Ia menulis perbaikan trigonometri.
George Joachim Rhaeticus (1514 - 1576) murid dari Copernious berasal
dari Jerman, selama 12 tahun ia menyusun tabel trigonometri dari 6 fungsi
trigonometri itu dalam interval detik.
Rhaeticus-lah sarjana pertama mendefinisikan fungsi trigonometri
dinyatakan dengan sisi-sisi segitiga siku-siku. Tabel Rhaeticus diterbitkan
pada tahun 1593 oleh seorang pendeta Jerman peminat matematika yakni
Bartholomaus Pitiscus (1561-1613).
Dapatkah disimpulkan bahwa pada akhir abad 16, perkembangan matematika
sudah meletakkan dasar pengembangan selanjutnya yang cepat pada abad 17.
Aljabar sudah mulai ditulis dengan lambang-lambang menggunakan huruf,
perhitungan bilangan sudah baku dengan sistem bilangan Hindu-Arab. Pecahan
desimal sudah tersusun, teori persamaan derajat tinggi sudah diselesaikan dalam
bentuk tertentu. Bilangan negatif sudah termasuk dalam sistem bilangan.
Fungsi-fungsi trigonometri sudah disusun sistematik bersama tabel-tabel fungsi
trigonometri itu.
kak ini sumber nya darimana aja ya kalo boleh tau?
ReplyDeletesejarahnya sangat menarik sekali
ReplyDeleteEMI
Kak mau tanya apa ada materi sejarah matematika eropa yang abad 21🙏
ReplyDelete