Kepemimpinan Pendidikan dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pengelola atau Manager Pendidikan (Semester Ganjil)
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana, dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Keberhasilan kurikulum menuntut kepala sekolah yang demokratis professional sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis di sekolah yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
Manajemen kepemimpinan kepala sekolah perlu lebih ditekankan dalam koordinasi, komunikasi, dan supervise, karena kelemahan dan hambatan pendidikan seringkali bersumber dari kurangnya koordinasi, komunikasi, dan supervisi, sehingga menyebabkan persepsi yang berbeda diantara komponen-komponen pelaksana dilapangan ( kepala dinas, pengawas, kepala sekolah, dan guru ), serata kurangnya sosialisasi dari kepala sekolah kepada seluruh tenaga kependidikan lainnya. Maka seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi sebagai edukator, menejer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan entrepreneur yang disingkat dengan “EMASLIME”.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dan pentingnya kepemimpinan dari kepala sekolah?
Apa peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan?
Apa saja fungsi kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan?
Bagaimana model kepemimpian kepala sekolah yang ideal dalam mengelola atau manajer pendidikan?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa pengertian dan pentingnya kepala sekolah?
Untuk mengetahui apa peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu dan pendidikan.
Untuk mengetahui apa saja fungsi kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan.
Untuk mengetaui bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal dalam mengelola atau manajer pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian dan Pentingnya Kepimpinan Kepala Sekolah
Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Mulyasa (2011: 16) Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu kepala sekolah harus memahami pentingnya kepemimpinan, peran, fungsi, dan model. Dimensi-dimensi tersebut harus dimiliki dan menyatu pada setiap pribadi kepala sekolah, agar mampu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
Pentingnya Kepimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini, prilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun kelompok. Prilaku instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan kelompok. Prilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ini perlu lebih ditekankan lagi, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat dianalisis berdasarkan kriteria berikut ini.
Mampu memberdayakan pendidikan serta seluruh warga sekolah lainya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar, dan produktif.
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan.
Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin tunggal di sekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah.
Dalam manajemen modern seorang pemimpin juga harus berperan sebagai pengelola. Dilihat dari fungsi-fungsi manajemen, yakni planning (perancaan), organizing (pengorganisasian), dan controling (pengawasan), maka kepala sekolah harus berperan pula sebagai supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program sekolah.
Di samping sebagai supervisor kepala sekolah juga harus mampu menjadi evaluator bagi program-program yang telah dilaksanakan. Evaluasi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua pelaksanaan dari perencanaan kerja yang telah terwujud serta berkalah harus dievaluasi. Evaluasi di perlukan agar penyimpangan-penyimpangan bisa dihindarkan serta untuk menjamin tercapainya tujuan.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan harapan yang tinggi bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena keberhasilan kepemimpinan di sekolah akan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap hasil belajar siswa. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus mampu melaksanakan peran dan fungsi supervisor kepada guru untuk mengembangkan profesi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang mengatur segala sesuatu tentang proses belajar dan mengajar, tetapi harus sebagai instructional leader (pemimpin pengajaran), yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dipimpinnya. Fungsi pengawasan ini harus dilakukan secara melekat, baik terhadap perencanaan pengajaran, pelaksanaan, maupun penilaian atau evaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
Menurut Mulyasa (2013:14) kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan professional, harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni:
Pembinaan mental, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan sikap batin dan watak. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Untuk itu, kepala sekolah harus berusaha melengkapi sarana, prasarana, dan sumber belajar agar member kemudahan kepada guru untuk melakukan proses belajar mengajar.
Pembinaan moral: yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
Pembinaan fisik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah.
Pembinaan artistik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Biasanya dilakukan melalui kegiatan karya wisata akhir tahun ajaran.
Fungsi Kepala Sekolah
Menurut Basri (105) tugas dan fungsi pokok seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi EMASLIME sebagai berikut:
Funsi Edukator ( E )
Kepala sekolah sebagai edukator harus mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif dengan cara memberi nasihat dan bimbingan bagi semua warga sekolah, member motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk menciptakan dan melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya peran dari kepala sekolah adalah mampu mengambil inisiatif untuk menciptakan pengajaran dalam bentuk team teaching, moving kelas, kelas berbasis teknologi, pembelajaran bilingual, kelas unggul, program akselarasi, dan sekolah bertarap internasional.
Sebagai seorang educator kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja guru, tenga kependidikan lainnya, dan prestasi belajar siswa melalui upaya;
Mengikut sertakan guru dan tenaga kependidikan dalam setiap kegiaatan penataran atau pelatihan,
Memberikan kesempatan guru dan staf untuk meningkatkan kualifikasi jenjang pendidikannya,
Kegiatan tim evaluasi dan analisis item tes,
Efektivitas dan efesiensi pembelajaran, dan
Optimalisasi ruang, waktu, kegiatan kinerja guru.
Fungsi Manager ( M )
Sebagai seorang manager kepala sekolah harus mampu menjalankan perannya seoptimal mungkin dengan cara pendelegasian tugas dan wewenang, pengalokasian waktu kerja, menetapkan standar kinerja, memonitor hasil, control program dan biaya, serta tindak lanjut terhadap suatu program kerja.
Agar fungsi manajerial ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah maka ia harus mampu memilih strategi yang tepat memberdayakan semua guru dan staf, sehingga semua sumber daya yang ada di sekolah dapat menjalankan peran masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Administrator ( A )
Sebagai administrator fungsi kepala sekolah berkaitan erat dengan semua aktifitas administrasi sekolah, baik dari segi fungsional maupun substansial. Bila ditinjau dari segi fungsional maka kepala sekolah harus memerankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, penilaian, dan melakukan tindak lanjut.
Secara substansi kepala sekolah harus mampu memainkan perannya sebagai pengolala kurikulum, pengelola ketenagaan, pengelola kesiswaan, hubungan masyarakat, layanan khusus, administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan. Adapun tugas administrative tersebut harus dilakukan secara logis dan sistematis, dengan mengacu kepada kepentingan proses pendidikan dan pengajaran dengan indicator peningkatan mutu lulusan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Fungsi Supervisor ( S )
Dalam menjalankan fungsinya kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu dan dapat melaksanakan supervisi dari berbagai aspek tugas pokok dan fungsi guru dan seluruh staf. Kepala sekolah harus mampu menyusun program supervisi pendidikan dan supervisi pengajaran, khusus untuk supervise pengajaran harus dibuat program yang matang dan terencana dalam bentuk supervisi klinis.
Kegiatan supervise pendidikan di sekolah dapat berupa supervise dokumen, supervise kehadiran, supervise administrasi, supervise kegiatan lab, supervisi perpustakaan, supervise ekstrakurikuler, dan supervisi untuk seluruh aspek pendidikan di sekolah.
Fungsi Leader ( L )
Leader atau pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan dan kemauan guru dan staf, menciptakan komunikasi terbuka dengan dua arah. Sebagai sebagi leader kepala sekolah harus memiliki karakter khusus seperti kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, kejujuran profesi, percaya diri dan bertanggung jawab, punya emosional yang stabil, dan teladan.
Fungsi Inovator ( I )
Seorang kepala sekolah harus mampu melakukan inovasi secara terus menerus, hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan, mutu pendidikan masa depan, sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat loka maupun global. Inovasi- inovasi tersebut dapat dilakukan oleh kepala sekolah yang kreatif dengan mengoptimalkan semua sumberdaya yang asa di sekolah maupun yang diperoleh dari lingkungan.
Agar inovasi tersebut tercapai maka kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan contoh keteladan kepada semua warga sekolah.
Fungsi Motivator ( M )
Mampu memilih strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru dan staf dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya. Agar fungsi dan tugas pokok tersebut dapat dijalankan oleh sumua warga sekolah maka kepala sekolah harus mampu menciptakan lingkungan fisik yang indah dan nyaman, suasana kerja yang harmonis, disiplin dan etos kerja yang tinggi, dorongan melalui penghargaan, penyediaan pusat sumber belajar bagi guru dan staf. Penghargaan harus diberikan secara terprogram, berkelanjutan kepada setiap warga sekolah yang berprestasi dengan kinerja tinggi.
Fungsi Enterpreneur ( E )
Untuk menjadi seorang wirausaha maka seorang kepala sekolah yang profesional harus memiliki kepercayaan yang tinggi, ketidak tergantungan, kepribadian yang mantap, selalu bersifat optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, kebutuhan akan prestasi, energik, penuh dengan ide dan kreatifitas tinggi. Pengertian wirausaha di sekolah merujuk pada usaha dan sikap mental, dengan kata lain tidak selalu bersifat komersil, dimana esensinya adalah usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap setiap peluang bisnis.
Tugas Kepala Sekolah
Menurut Zamroni (2013:45) kepala sekolah yang memegang kepemimpinan pendidikan dimasing-masing sekolah memiliki tugas pokok untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan bagi para siswa. Dalam konteks manajemen berbasis sekolah, maka kepala sekolah harus melakukan tindakan sebagai berikut:
Membuka dan mendorong seluruh warga sekolah: guru, siswa, staf administrasi, laboran, pustakawan, orang tua siswa, bahkan warga masyarakat sekitar, untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah.
Menyusun tim-tim kerja atau kelompok kerja yang masing-masing memiliki tugas tertentu.
Menentukan dan sensitif terhadap proses dan hasil yang dicapai. Membarikan perhargaan atas hasil yang dicapai betapapun kecilnya.
Membangun kapasitas sekolah dan kemauan seluruh warga sekolah, dengan melaksanakan proses pendidikan bagi seluruh staf sebagai bagian dari meningkatkan kemampuan sumber daya yang ada.
Memiliki keberanian untuk mengambil resiko dan mendorong inovasi dikalangan warga sekolah.
Melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan umpan balik atas apa yang terjadi.
Mengembangkan kultur sekolah agar proses berjalan secara 21berkesinambungan.
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Ideal Dalam Pengelola atau Manajer Pendidikan.
Perubahan kebijakan kepemimpinan pendidikan yang dapat memberdayakan pihak bawahan menjadi amat penting untuk dilakukan. Dalam hal ini, Larry Lashway (dalam Mulyasa, 2011:48) faculitative leadership, yang pada intinya adalah kepemimpinan yang menitikberatkan pada collaboration dan empowerment. Sedangkan David Conley and Paul Goldman 1994 (dalam Mulyasa, 2011:48) mendefenisikan faculitative leadership sebagai: “the behavior that enhance the collective ability of a school to adapt, solve problems, and improve performances.” Kata kuncinya terletak pada collective. Artinya, keberhasilan pendidikan bukan merupakan hasil dan ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari team work yang cerdas.
Model kepemimpinan demikian diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disetai dengan pertimbangan rasionalnya.
Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan era globalisasi dan teknologi informasi, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan sekolah.
Kepala sekolah ideal yang mempunyai ciri-ciri khusus, sebagai berikut :
Fokus pada kelompok. Kepemimpinan kepala sekolah lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka setiap kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
Melimpahkan Wewenang. Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok yang ada dibawah pengawasannya.
Merangsang kreativitas. Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
Memberi semangat dan motivasi. Seorang pimpinan pendidikan harus selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu pendidikan yang lebih baik.
Memikirkan program penyertaan bersama. Seorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan program sendiri-sendiri yang bersifat individual.
Kreatif dan proaktif. Seorang kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan proaktif yang bersifat preventif dan antisipatif. Kepala sekolah tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah.
Memperhatikan sumber daya manusia. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumber daya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oelh karena itu, SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan pendidikan dalam arti selalu diupayakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu kewaktu.
Membicarakan persaingan. Jika membicarakan mutu, maka akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya, mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relative, bukan absolute.
Membangun karakter. Budaya dan iklim organisasi. Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan berprilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organisasi yang cendrung menimbulkan rasa senang dan puas pada pihak pelangan-pelangannya perlu dibina oleh pimpinan.
Kepemimpinan yang tersebar. Pimpinan kependidikan jangan berusaha memusatkan kepimpinan pada dirinya, tetapi harus menyebarkan kepemimpinannya pada orang-orang lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain.
Bekerja sama dengan masyarkat. dalam era desantralisasi pendidikan sekarang ini kerja sama dengan masyarakat sudah menjadi bagian penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel.
Tugas dan fungsi pokok seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi EMASLIME. Kepala sekolah yang memegang kepemimpinan pendidikan dimasing-masing sekolah memiliki tugas pokok untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan bagi para siswa.
Model kepemimpinan demikian diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disetai dengan pertimbangan rasionalnya.
Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan era globalisasi dan teknologi informasi, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan sekolah
Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini tentang “Kepemimpinan Pendidikan dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pengelola atau Manager Pendidikan” dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kami selaku penyusun dari kelompok 13 juga meminta maaf jika masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca. Atas kritikan dan juga saran membangun kami harapakan dari para pembaca untuk membangun makalah yang lebih baik lagi. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 . Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Basri, - . Modul Etika dan Profesi Pendidikan.
Zamroni, 2013. Manajemen Pendidikan Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya dalam kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana, dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Keberhasilan kurikulum menuntut kepala sekolah yang demokratis professional sehingga mampu menumbuhkan iklim demokratis di sekolah yang akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.
Manajemen kepemimpinan kepala sekolah perlu lebih ditekankan dalam koordinasi, komunikasi, dan supervise, karena kelemahan dan hambatan pendidikan seringkali bersumber dari kurangnya koordinasi, komunikasi, dan supervisi, sehingga menyebabkan persepsi yang berbeda diantara komponen-komponen pelaksana dilapangan ( kepala dinas, pengawas, kepala sekolah, dan guru ), serata kurangnya sosialisasi dari kepala sekolah kepada seluruh tenaga kependidikan lainnya. Maka seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi sebagai edukator, menejer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan entrepreneur yang disingkat dengan “EMASLIME”.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dan pentingnya kepemimpinan dari kepala sekolah?
Apa peran kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan?
Apa saja fungsi kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan?
Bagaimana model kepemimpian kepala sekolah yang ideal dalam mengelola atau manajer pendidikan?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa pengertian dan pentingnya kepala sekolah?
Untuk mengetahui apa peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu dan pendidikan.
Untuk mengetahui apa saja fungsi kepala sekolah dalam peningkatan mutu dan pendidikan.
Untuk mengetaui bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal dalam mengelola atau manajer pendidikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian dan Pentingnya Kepimpinan Kepala Sekolah
Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Mulyasa (2011: 16) Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu kepala sekolah harus memahami pentingnya kepemimpinan, peran, fungsi, dan model. Dimensi-dimensi tersebut harus dimiliki dan menyatu pada setiap pribadi kepala sekolah, agar mampu melaksanakan manajemen dan kepemimpinan secara efektif, efisien, mandiri, produktif, dan akuntabel.
Pentingnya Kepimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini, prilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun kelompok. Prilaku instrumental kepala sekolah merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai individu dan kelompok. Prilaku kepala sekolah yang positif dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman; khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni. Pentingnya kepemimpinan kepala sekolah ini perlu lebih ditekankan lagi, terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif antara lain dapat dianalisis berdasarkan kriteria berikut ini.
Mampu memberdayakan pendidikan serta seluruh warga sekolah lainya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas, lancar, dan produktif.
Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah serta tujuan pendidikan.
Mampu menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.
Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.
Dapat mewujudkan tujuan sekolah secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan pemimpin tunggal di sekolah yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sekolah.
Dalam manajemen modern seorang pemimpin juga harus berperan sebagai pengelola. Dilihat dari fungsi-fungsi manajemen, yakni planning (perancaan), organizing (pengorganisasian), dan controling (pengawasan), maka kepala sekolah harus berperan pula sebagai supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program sekolah.
Di samping sebagai supervisor kepala sekolah juga harus mampu menjadi evaluator bagi program-program yang telah dilaksanakan. Evaluasi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua pelaksanaan dari perencanaan kerja yang telah terwujud serta berkalah harus dievaluasi. Evaluasi di perlukan agar penyimpangan-penyimpangan bisa dihindarkan serta untuk menjamin tercapainya tujuan.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan harapan yang tinggi bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena keberhasilan kepemimpinan di sekolah akan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap hasil belajar siswa. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus mampu melaksanakan peran dan fungsi supervisor kepada guru untuk mengembangkan profesi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang mengatur segala sesuatu tentang proses belajar dan mengajar, tetapi harus sebagai instructional leader (pemimpin pengajaran), yang bertugas mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dipimpinnya. Fungsi pengawasan ini harus dilakukan secara melekat, baik terhadap perencanaan pengajaran, pelaksanaan, maupun penilaian atau evaluasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru.
Menurut Mulyasa (2013:14) kepala sekolah yang mandiri, demokratis, dan professional, harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni:
Pembinaan mental, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan sikap batin dan watak. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Untuk itu, kepala sekolah harus berusaha melengkapi sarana, prasarana, dan sumber belajar agar member kemudahan kepada guru untuk melakukan proses belajar mengajar.
Pembinaan moral: yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
Pembinaan fisik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah.
Pembinaan artistik: yaitu membina tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Biasanya dilakukan melalui kegiatan karya wisata akhir tahun ajaran.
Fungsi Kepala Sekolah
Menurut Basri (105) tugas dan fungsi pokok seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi EMASLIME sebagai berikut:
Funsi Edukator ( E )
Kepala sekolah sebagai edukator harus mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif dengan cara memberi nasihat dan bimbingan bagi semua warga sekolah, member motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk menciptakan dan melaksanakan model pembelajaran yang menarik.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya peran dari kepala sekolah adalah mampu mengambil inisiatif untuk menciptakan pengajaran dalam bentuk team teaching, moving kelas, kelas berbasis teknologi, pembelajaran bilingual, kelas unggul, program akselarasi, dan sekolah bertarap internasional.
Sebagai seorang educator kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja guru, tenga kependidikan lainnya, dan prestasi belajar siswa melalui upaya;
Mengikut sertakan guru dan tenaga kependidikan dalam setiap kegiaatan penataran atau pelatihan,
Memberikan kesempatan guru dan staf untuk meningkatkan kualifikasi jenjang pendidikannya,
Kegiatan tim evaluasi dan analisis item tes,
Efektivitas dan efesiensi pembelajaran, dan
Optimalisasi ruang, waktu, kegiatan kinerja guru.
Fungsi Manager ( M )
Sebagai seorang manager kepala sekolah harus mampu menjalankan perannya seoptimal mungkin dengan cara pendelegasian tugas dan wewenang, pengalokasian waktu kerja, menetapkan standar kinerja, memonitor hasil, control program dan biaya, serta tindak lanjut terhadap suatu program kerja.
Agar fungsi manajerial ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah maka ia harus mampu memilih strategi yang tepat memberdayakan semua guru dan staf, sehingga semua sumber daya yang ada di sekolah dapat menjalankan peran masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi Administrator ( A )
Sebagai administrator fungsi kepala sekolah berkaitan erat dengan semua aktifitas administrasi sekolah, baik dari segi fungsional maupun substansial. Bila ditinjau dari segi fungsional maka kepala sekolah harus memerankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, penilaian, dan melakukan tindak lanjut.
Secara substansi kepala sekolah harus mampu memainkan perannya sebagai pengolala kurikulum, pengelola ketenagaan, pengelola kesiswaan, hubungan masyarakat, layanan khusus, administrasi kearsipan, dan administrasi keuangan. Adapun tugas administrative tersebut harus dilakukan secara logis dan sistematis, dengan mengacu kepada kepentingan proses pendidikan dan pengajaran dengan indicator peningkatan mutu lulusan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Fungsi Supervisor ( S )
Dalam menjalankan fungsinya kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu dan dapat melaksanakan supervisi dari berbagai aspek tugas pokok dan fungsi guru dan seluruh staf. Kepala sekolah harus mampu menyusun program supervisi pendidikan dan supervisi pengajaran, khusus untuk supervise pengajaran harus dibuat program yang matang dan terencana dalam bentuk supervisi klinis.
Kegiatan supervise pendidikan di sekolah dapat berupa supervise dokumen, supervise kehadiran, supervise administrasi, supervise kegiatan lab, supervisi perpustakaan, supervise ekstrakurikuler, dan supervisi untuk seluruh aspek pendidikan di sekolah.
Fungsi Leader ( L )
Leader atau pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan dan kemauan guru dan staf, menciptakan komunikasi terbuka dengan dua arah. Sebagai sebagi leader kepala sekolah harus memiliki karakter khusus seperti kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, kejujuran profesi, percaya diri dan bertanggung jawab, punya emosional yang stabil, dan teladan.
Fungsi Inovator ( I )
Seorang kepala sekolah harus mampu melakukan inovasi secara terus menerus, hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan, mutu pendidikan masa depan, sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat loka maupun global. Inovasi- inovasi tersebut dapat dilakukan oleh kepala sekolah yang kreatif dengan mengoptimalkan semua sumberdaya yang asa di sekolah maupun yang diperoleh dari lingkungan.
Agar inovasi tersebut tercapai maka kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan contoh keteladan kepada semua warga sekolah.
Fungsi Motivator ( M )
Mampu memilih strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru dan staf dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya. Agar fungsi dan tugas pokok tersebut dapat dijalankan oleh sumua warga sekolah maka kepala sekolah harus mampu menciptakan lingkungan fisik yang indah dan nyaman, suasana kerja yang harmonis, disiplin dan etos kerja yang tinggi, dorongan melalui penghargaan, penyediaan pusat sumber belajar bagi guru dan staf. Penghargaan harus diberikan secara terprogram, berkelanjutan kepada setiap warga sekolah yang berprestasi dengan kinerja tinggi.
Fungsi Enterpreneur ( E )
Untuk menjadi seorang wirausaha maka seorang kepala sekolah yang profesional harus memiliki kepercayaan yang tinggi, ketidak tergantungan, kepribadian yang mantap, selalu bersifat optimis, berorientasi pada tugas dan hasil, kebutuhan akan prestasi, energik, penuh dengan ide dan kreatifitas tinggi. Pengertian wirausaha di sekolah merujuk pada usaha dan sikap mental, dengan kata lain tidak selalu bersifat komersil, dimana esensinya adalah usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap setiap peluang bisnis.
Tugas Kepala Sekolah
Menurut Zamroni (2013:45) kepala sekolah yang memegang kepemimpinan pendidikan dimasing-masing sekolah memiliki tugas pokok untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan bagi para siswa. Dalam konteks manajemen berbasis sekolah, maka kepala sekolah harus melakukan tindakan sebagai berikut:
Membuka dan mendorong seluruh warga sekolah: guru, siswa, staf administrasi, laboran, pustakawan, orang tua siswa, bahkan warga masyarakat sekitar, untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah.
Menyusun tim-tim kerja atau kelompok kerja yang masing-masing memiliki tugas tertentu.
Menentukan dan sensitif terhadap proses dan hasil yang dicapai. Membarikan perhargaan atas hasil yang dicapai betapapun kecilnya.
Membangun kapasitas sekolah dan kemauan seluruh warga sekolah, dengan melaksanakan proses pendidikan bagi seluruh staf sebagai bagian dari meningkatkan kemampuan sumber daya yang ada.
Memiliki keberanian untuk mengambil resiko dan mendorong inovasi dikalangan warga sekolah.
Melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan umpan balik atas apa yang terjadi.
Mengembangkan kultur sekolah agar proses berjalan secara 21berkesinambungan.
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Ideal Dalam Pengelola atau Manajer Pendidikan.
Perubahan kebijakan kepemimpinan pendidikan yang dapat memberdayakan pihak bawahan menjadi amat penting untuk dilakukan. Dalam hal ini, Larry Lashway (dalam Mulyasa, 2011:48) faculitative leadership, yang pada intinya adalah kepemimpinan yang menitikberatkan pada collaboration dan empowerment. Sedangkan David Conley and Paul Goldman 1994 (dalam Mulyasa, 2011:48) mendefenisikan faculitative leadership sebagai: “the behavior that enhance the collective ability of a school to adapt, solve problems, and improve performances.” Kata kuncinya terletak pada collective. Artinya, keberhasilan pendidikan bukan merupakan hasil dan ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari team work yang cerdas.
Model kepemimpinan demikian diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disetai dengan pertimbangan rasionalnya.
Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan era globalisasi dan teknologi informasi, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan sekolah.
Kepala sekolah ideal yang mempunyai ciri-ciri khusus, sebagai berikut :
Fokus pada kelompok. Kepemimpinan kepala sekolah lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka setiap kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
Melimpahkan Wewenang. Seorang kepala sekolah tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-kelompok yang ada dibawah pengawasannya.
Merangsang kreativitas. Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam menghasilkan barang atau menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi, kalau diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, sebab tanpa perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja.
Memberi semangat dan motivasi. Seorang pimpinan pendidikan harus selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu pendidikan yang lebih baik.
Memikirkan program penyertaan bersama. Seorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau unit-unit organisasi. Program-program mulai dari tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan program sendiri-sendiri yang bersifat individual.
Kreatif dan proaktif. Seorang kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan proaktif yang bersifat preventif dan antisipatif. Kepala sekolah tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah.
Memperhatikan sumber daya manusia. Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumber daya yang paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi. Oelh karena itu, SDM harus selalu mendapat perhatian yang besar dari pimpinan pendidikan dalam arti selalu diupayakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu kewaktu.
Membicarakan persaingan. Jika membicarakan mutu, maka akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan rendah. Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya, mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya relative, bukan absolute.
Membangun karakter. Budaya dan iklim organisasi. Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan berprilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organisasi yang cendrung menimbulkan rasa senang dan puas pada pihak pelangan-pelangannya perlu dibina oleh pimpinan.
Kepemimpinan yang tersebar. Pimpinan kependidikan jangan berusaha memusatkan kepimpinan pada dirinya, tetapi harus menyebarkan kepemimpinannya pada orang-orang lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain.
Bekerja sama dengan masyarkat. dalam era desantralisasi pendidikan sekarang ini kerja sama dengan masyarakat sudah menjadi bagian penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel.
Tugas dan fungsi pokok seorang kepala sekolah sekurang-kurangnya menjalankan fungsi EMASLIME. Kepala sekolah yang memegang kepemimpinan pendidikan dimasing-masing sekolah memiliki tugas pokok untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan bagi para siswa.
Model kepemimpinan demikian diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh warga sekolah dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disetai dengan pertimbangan rasionalnya.
Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan era globalisasi dan teknologi informasi, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan sekolah
Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini tentang “Kepemimpinan Pendidikan dan Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Pengelola atau Manager Pendidikan” dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kami selaku penyusun dari kelompok 13 juga meminta maaf jika masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca. Atas kritikan dan juga saran membangun kami harapakan dari para pembaca untuk membangun makalah yang lebih baik lagi. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 . Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Basri, - . Modul Etika dan Profesi Pendidikan.
Zamroni, 2013. Manajemen Pendidikan Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah. Yogyakarta : Ombak.
makasih udah share kak
ReplyDeleteperformance indonesia