Pengantar Perspektif Sosiokultural Sosial, Budaya, Ekonomi dan Politk dalam Pendidikan Indonesia
Hal pertama yang saya pikirkan tentang perspektif sosiokultural pendidikan Indonesia mengenai latar belakang yang dimiliki setiap individu peserta didik itu berbeda-beda baik ditinjau dari segi sosial, budaya, ekonomi, dan politik.Dalam beragamnya latar belakang peserta didik, sebagai pendidik kita harus mengetahui bagaimana kita menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada didalam sekolah seperti adanya bullying, kesenjangan ekonomi antar siswa,terjadinya kelompok-kelompok sesama derajat siswa dan permasalahan lain yang ada disekolah.
Merujuk kepada
pendidikan pada zaman kolonial Belanda terlihat pendidikan diperuntukkan hanya bangsa
Eropa, bangsa Indonesia hanya status
tinggi yang bisa mengikuti sekolah untuk melamar pegawai dan pembantu-pembantu
untuk kepentingan Belanda. Zaman Kolonialisme
penerapan pembelajaran penjajahan cenderung membelenggu rakyat pribumi sehingga
pembelajarannya masih belum sepenuhnya berpihak atau berorientasi pada peserta
didik.
Pada zaman
kolonial Jepang pendidikan juga diperuntukkan untuk semua kalangan masyarakat
termasuk pribumi. Akan tetapi, ada maksud dan tujuan Jepang yaitu untuk memperoleh
dukungan Indonesia dalam kepentingan perang Asia Timur Raya. Bahasa Indonesia
sebagai bahasa resmi pembelajaran di sekolan dan bahasa Jepang sebagai bahasa
kedua. Seragam sekolah diseragamkan, hal ini memberikan dampak positif bagi
Indonesia karena anak-anak dari pribumi dari keluarga ekonomi rendah berhak
mendapatkan pendidikan yang sama. Tetapi Jepang melakukan hal ini untuk keperluan
militer Jepang.
Muncullah sosok
Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan
pada anak-anak Indonesia untukmemerdekan pendidikan di Indonesia. Saat ini
pendidikan di Indoensia sudah mulai merujuk pada era pendidikan yang
dicita-citakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dapat dirasakan setelah diberlakukannya
kurikulum merdeka. Kemerdekaan belajar yang sudah dapat dirasakan diantaranya
yaitu siswa dapat bebas memilih pelajaran yang disukainya untuk didalami. Selain
itu, pembelajaran merdeka saat ini berfokus pada siswa. Sehingga, dengan demikian
peserta didik dapat terbentuk sesuai dengan tujuan pendidikan secara utuh. Namun
dalam implementasi ekonimi, dikarenakan Indonesia merupakan Negara kepulauan
yang berdampak pada tidak meratanya kualitas dan aksebiitas pendidikan yang
baik dan juga keterbatasan kondisi ekonomi pada rakyat kecil juga membatasi kemerdekaan
belajar saat ini. Sehingga kemerdekaan belajar ini belum dapat dinikmati oleh
setiap anak bangsa.
Faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik sangat penting mempengaruhi pendidikan dan
pembelajaran di daerah pendalaman Indonesia. Bermacam-macam kendala yang di
alami daerah pendalaman tersebut segi ekonomi yang rata-rata rendah, sosial
disini sangat kuat interaksinya, dan politik walau mereka orang pendalam jauh
dari pendidikan di kota tetapi mereka semangat dan bermotivasi belajar
semangat. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang ada mempengaruhi
pendidikan dan pembelajaran mampu mengembangkan diri kita sebagai guru untuk
mempersiapkan diri untuk menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang
sesuai kebutuhan belajar pendidik.
Pendidikan
multikulturalisme menjelaskan keadaan berbagai latar belaakng dengan hak yang
sama dalam pendidikan kehidupan bermasyarakat. Hal itu perlu adanya
pembelajaran diferensiasi untuk mengembangkan potensi belajar peserta didik.
Guru sebagai mediasi fasilitator untuk membimbing dan mendampingi peserta didik
menyelesaikan kesulitan permasalahan peserta didik. Mempelajari teori
sosiokultural dimana sebagai alat psikologi bagi peserta didik karena adanya
perbedaan sosial dan budaya dalam pendidikan maupun keadaan lain.
Penting mempelajari
perspektif sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam dunia pendidikan di
Indonesia memiliki adalah karena faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik
memiliki pengaruh sangat besar terhadap arah pembinaan dan pengembangan
pendidikan di Indonesia. Sebagai calon pendidik kita harus mempelajari perspektif
tersebut agar kita dapat memahami bagaimana harus mengambil sikap dalam menghadapi
perbedaan latar belakang sosial, budaya, ekonomi dan politik yang dimiliki masing-masing
peserta didik.
Comments
Post a Comment