Konsep Dasar Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan

Pada pembelajaran topik 2 mengenai konsep dasar perspektif sosiokultural mempelajari faktor yang mempengaruhi dalam penyelenggaran pendidikan yaitu  sosial, budaya, ekonomi dan politik. 

Saya akan berefleksi dengan menggunakan alur MERDEKA.

1. Mulai Dari Diri

Sebelum memasuki topik pembahasan terdapat pertanyaan refleksi, kasus permasalahan mengenai faktor sosiokultural dan pandangan kita melihat kasus permasalahan tersebut. Dalam kasus ini menceritakan pengalaman Nasiti seseorang profesional di bidang pendidikan yang telah menyelesaikan S1 dan S2 yang didukung sosial, ekonomi, budaya dan politik yang mendukung keadaannnya. Dari kasus ini kita pandang faktor sosial kultural berpengaruh pada pendidikan di Indonesia salah satu contoh faktor ekonomi dimana kebutuhan pendidikan lainnya membutuhkan biaya yang besar, tetapi sebenarnya sudah ada solusi pemerintah mengerahkan beasiswa-beasiswa kepada anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan jenjang tinggi. 

2. Eksplorasi Konsep

Setelah mengetahui rasa ingin tahu saya, saya mulai membaca dan memahami tiap maksud pada materi dan konsep. Konsep ini menjelaskan interaksi status sosioekonomi (SES), dan Cultural-Historical Acttivity Theory (CHAT). Ada dua peran utama teori sosiokultural yaitu alat mediasi dan alat psikologi.  

3. Ruang Kolaborasi

Pada ruang kolaborasi, secara berkelompok membaca studi kasus mengenai belajar berdemokrasi dari buku mengajar untuk perubahan dan literasi dasar, buku melawan setan bermata runcing. Pada studi kasus "Belajar Berdemokrasi" beberapa penggalan halaman 58-75 terkait adanya faktor sosiokultural, yaitu segi sosial pada cerita guru mendekati diri ke peserta didik dengan melakukan bonding, segi ekonomi pada cerita peserta didik hidup dengan memprihatin karena hidup tanpa ditengah keluarga orang tua lengkap dan peserta didik bekerja setelah selesai sekolah, faktor budaya terlihat dalam cerita keberanian mengutarakan pendapat dan keingginannya dalam kegiatan, dan faktor politik pada cerita guru menghargai argumentasi peserta didik mengenai transparansi.  Literasi dasar, dari buku melawan setan bermata runcing penggalan cerita hal 125-156 terkait adanaya sosiokultural guru membiasakan diri dari suku pendalaman (rimba) kemauan anak-anak rimba ingin belajar, anak-anak usia suku pendalaman membantu orang tua bekerja, budaya suku rimba masih kental, serta walau lingkungannya jauh dari kota tetapi anak-anak suku pendalaman masih bisa memanfaatkan fasilitas yang ada dilingkungan sekitar mereka

4. Demonstrasi Kontekstual

Dari hasil membaca studi kasus mengenai belajar berdemokrasi dari buku mengajar untuk perubahan dan literasi dasar, buku melawan setan bermata runcing. Kami berdiskusi dengan teman-teman sekelas, membuka pertanyaan, sanggahan dan tanggapan mereka mengenai performa presentasi kelompok kami lakukan. Disini kami membuka pengetahuan baru, saling menilai satu sama lain mengenai performa kami saat memaparkan materi. Di sini kami tak saling unjuk gigi untuk melihat siapa yang paling pintar atau cerdas, namun kami satu sama lain agar semua mendapatkan nilai esensial dari kolaborasi: kerja sama dan komunikasi, saling berpendapat dan membantu satu sama lain.

5. Elaborasi Pemahaman

Setelah itu saya mengulang kembali materi yang saya pelajari sebelumnya tentang faktor SES dan CHAT sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Matematika Yunani dan Perkembangannya

Cosinus Arah Sebuah Segmen

Sejarah Matematika Perkembangan Geometri Analitik Abad Ke-17