MANUSIA INDONESIA BAGI SAYA

            Identitas manusia Indonesia berhubungan dengan keragaman. Keberagaman dalam suku, agama, dan adat-istiadat serta kehidupan sosialbudaya menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Manusia Indonesia dalam analisis eksistensi dapat diartikan sebagai identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Menurut Lutfhia (Setiari, 2023) identitas tersebut menjadikannya sebuah esensi dalam terciptanya sebuah persatuan dan kesatuan untuk bangsa Indonesia, sehingga memunculkan suatu kekhasan suatu bangsa yang terhormat dan dapat dikenal oleh bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.

        Terdapat tiga hal hakiki yang layak ditegaskan sebagai nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Termuat dalam Undang-Undang  nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan Nasional    pada    pasal    3    menjelaskan    bahwa    Pendidikan    nasional    berfungsi mengembangkan  kemampuan  dan  membuat  watak  dan  peradaban  bangsa  yang bermartabat   dalam   rangka   mencerdaskan   kehidupan   bangsa,   bertujuan   untuk berkembangnya  potensi  siswa  atau  peserta  didik  supaya  menjadi  manusia  yang beriman serta bertakwa pada tuhan yangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,  kreatif,  berdikari,  serta  menjadi  masyarakat  negara  yang  demokratis  dan bertanggung jawab (Udin & Nawawi, 2023). Oleh karena itu mengacu peraturan undang-undang manusia Indonesia sangat beragam maka dalam suatu pembelajaran tidak hanya mengenai peran belajar peserta didik, namun juga dilihat dari pendidikan karakter agar memiliki kepribadian sebagai identitas yang khas.

    Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang sesuai adalah pendidikan yang tidak menghapus akar budaya, sehingga peserta didik tetap terkoneksi dengan realitasnya dan lebih peka terhadap budi pekerti. Kepekaan inilah yang selanjutnya membentuk manusia di Indonesia menjadi pribadi yang memliki kesopanan dalam sikap dan ketenangan dalam pikiran (Setiari, 2023). Identitas manusia Indonesia, yang mencakup nilai-nilai kebhinnekaan, Pancasila, dan religiusitas, bisa diwujudkan melalui implementasi profil pelajar Pancasila yang sekarang dalam kurikulum merdeka belajar. Profil pelajar pancasila dinyatakan dalam perundang-undangan Nomor 22 Tahun 2020 menyebutkan bahwa “Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif”. Sebagai usaha mewujudkan profil Pelajar Pancasila diperlukan pembentukan dan penguatan pendidikan karakter bagi pelajar (Salsabila & Nawawi, 2023).”

    Berdasarkan uraian diatas maka artikel ini membahas hasil observasi ditempat PPL yakni SMA Negeri Plus Provinsi Riau didalam kelas dilengkapi tentang penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan seperti adanya lambang burung garuda beserta pancasila, foto presiden serta wakil presiden yang dipajang disetiap ruang serta penghayatan terhadap sesama peserta didik dalam kebhinekaan yaitu perbedaan warna kulit, suku budaya dan agama. Meskipun terdapat perbedaan, namun mereka dapat berteman dengan baik, mereka tidak membuat kelompok perkumpulan khusus seperti sesama agama atau sukunya. Selain itu, saya menemukan pembiasaan penerapan nilai pancasila dan kebhinekaan yaitu:

1)   Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung makna bahwa bangsa Indonesia bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa. Nilai yang terkandung di sekolah adalah:

a.  Setiap jam pertama membaca kitab suci sebelum melakukan kegiatan pembelajaran.

b.      Melakukan do’a sebelum dan sesudah belajar sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

c.       Jam istirahat pertama peserta didik melaksanakan sholat dhuha

d.      Sholat zuhur berjamaan di jam istirahat kedua

e.       Memperingati hari-hari besar Islam

f.        Menghormati dan menghargai teman yang beda agama dengan kita.

2)   Sila kedua “Kemanusaian yang Adil dan Beradab” mengandung makna sebagai bangsa Indonesia harus memiliki pemahaman diri, menghargai kesetaraan derajat agar dapat saling menyayangi dan menjaga sesama manusia. Bangsa Indonesia juga harus memiliki sikap beradab dalam bersosialisasi. Nilai-nilai sila kedua yang terkandung disekolah adalah:

a.       Menghormati guru di sekolah serta warga sekolah

b.      Menghargai semua teman baik adik kelas maupun kakak kelas

c.       Saling bekerjasama dan tolong menolong

3)    Sila ketiga “Persatuaan Indonesia” mengandung makna suatu usaha menuju persatuan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai sila ketiga yang terkandung disekolah adalah:

a.       Menggunakan Bahasa Indonesia

b.      Peserta didik berdiri untuk menghormati Lagu Indonesia Raya saat dikumandangkan

c.       Mengikuti upacara bendera dengan khidmat

d.      Bangga serta berani tampil sebagai pelaksana upacara bendera

4) Sila keempat “Keraykatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” mengandung makna pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Nilai yang terkandung pada sila keempat disekolah adalah:

a.       Menghargai hasil musyawarah dikelas atau kelompok

b.      Menerima kritikan dari teman-teman kelompok

c.       Mau mendengarkan pendapat guru, teman kelas maupun teman kelompok

5)  Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mengandung makna tujuan bangsa Indonesia adalah tercapainya masyarakat adil dan makmur secara lahir dan batin. Nilai-nilai sila kelima yang terkandung disekolah adalah:

a.       Menghargai hasil kerja teman

b.      Menghormati hak masing-masing teman dikelas

c.       Bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan acara sekolah berlancar baik

d.      Tidak membeda-bedakan teman

e.       Bersikap adil dengan semua teman di sekolah

Daftar Pustaka

Salsabila, A., & Nawawi, E. (2023). Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan Abad Ke-21 Di SMA Negeri 1 Palembang. Jurnal Pengabdian West Science, 2(01), 98-108.

Setiari, A. (2023). Perwujudan Identitas Manusia Indonesia Melalui Penghayatan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Pendidikan West Science, 1(02), 116-124.

Udin, J., & Nawawi, E. (2023). Penghayatan Nilai Pancasila Dalam Menguatkan Karakter Dan Identitas Manusia Indonesia Di SMA Negeri 2 Palembang. Jurnal Pengabdian West Science, 2(02), 150-161.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Matematika Yunani dan Perkembangannya

Cosinus Arah Sebuah Segmen

Sejarah Matematika Perkembangan Geometri Analitik Abad Ke-17