Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21
Pancasila sebagai falsafah negara karena nilai-nilainya dijadikan pedoman dan pegangan dalam segala sikap, tingkah laku, dan perbuatan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Tidak hanya itu, Pancasila dapat berfungsi menjadi perekat kebangsaan, dimana ini sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, mengingat kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam hal suku, ras, agama, Bahasa dan budaya.
Pancasila memiliki dua peran penting yaitu sebagai entitas dan identitias bangsa Indonesia. Pancasila sebagai enitas merupakan keunikan dan kekhasaan perbedaan dari keragaman yang ada bangsa Indonesia bentuk fisik maupun non-fisik. Dalam hal ini, Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik dari keberagaman nilai-nilai (Sari, et al., 2023). Sedangkan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan ciri-ciri atau keberadaan seseorang jati diri dengan merujuk kehidupan berbangsa dan bernegara bagi warga negara Indonesia dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai identitas nasional mengartikan bahwa Pancasila memiliki karakteristik khas dari bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai dan identitas dari berbagai aspek kehidupan seperti keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Profil Pelajar Pancasila memiliki pengertian perwujudan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila (Zuhrika, et al., 2024).
Profil Pelajar Pancasila referensi utama yang mengarahkan kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Pendidikan memuat Profil Pelajar Pancasila adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan karakter Pancasila pada siswa (Surya, 2023). Kemendikbud No. 9/H/KR/2022 menyatakan bahwa Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil ini harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya penting dan prodil ini sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
2) Mandiri
3) Bergotong-royong
4) Berkebhinekaan global
5) Bernalar kritis
6) Kreatif.
Keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Keenam dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila, peserta didik juga diharapkan memiliki karakter dan keterampilan untuk menjadi individu yang berkualitas dan produktif dalam pendidikan Abad ke-21. Pendidikan Abad ke-21 bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tuntutan zaman yang terus berkembang. Ini menandakan bahwa pendidikan mengembangkan karakter sekaligus intelektualitas berupa kompetensi peserta didik. Keterampilan abad 21 yang dimaksud meliputi 4C, yaitu: communication, collaboration, critical thingking, dan creativity (Sinambela & Nugrahini, 2016). Namun pada saat ini tidak lagi berfokus pada kecakapan 4C, tetapi kecakapan 6C yaitu character (karakter), citizenship (kewarganegaraan), cricital thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Saat ini, kita memasuki zaman hiper-globalisasi. Pemerintah dan para pembuat kebijakan menyadari bahwa siswa harus dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat global. Hanya melatih siswa dalam 4C tidak cukup untuk membentuk karakter mereka. Oleh karena itu, karakter dan kewarganegaraan dianggap sebagai nilai penting yang menjadi dasar dari kecakapan abad ke-21 (Khairiani, 2023).
Implementasi peningkatan kecakapan hidup abad ke-21 terkait erat dengan implementasi profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila mencerminkan konsep pelajar Indonesia sebagai individu yang terus belajar sepanjang hidupnya, memiliki kemampuan global, dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. Pendidikan abad ke-21 ini, melalui profil pelajar Pancasila, menekankan pentingnya pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik untuk memahami dengan mendalam entitas dan identitas bangsa Indonesia, sehingga memberikan panduan dan sudut pandang hidup yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan mampu mengatasi tantangan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat dan tak terbatas (Khairiani, 2023). Beberapa alasan pentingnya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila diera pembelajaran abad ke-21, yaitu: 1) Para siswa lebih memiliki mental dan karakter yang kuat dan tidak mudah terjerumus kepada hal negatif; 2) Memudahkan siswa untuk bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat dan dinamis; 3) Melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur Pancasila; 4) cara berpikir menjadi lebih terbuka dan mau menerima setiap perbedaan; 5) Membiasakan siswa agar memiliki karakter yang mandiri, kritis dan kreatif; 6) Memiliki kemampuan dan keterampilan global namun tetap berkarakter sesuai nilainilai lokal; dan 7) Melestarikan semangat gotong royong, saling menghargai dan kerjasama dalam setiap aktivitas pembelajaran (Lenova Indonesia, 2022).
Berdasarkan hasil observasi secara langsung di SMAN Plus Provinsi Riau Kota Pekanbaru terdapat aktivitas implementasi perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi kebiasan baik di sekolah. Selanjutnya dalam pembelajaran beberapa guru menerapkan beberapa dalam Profil Pelajar Pancasila, seperti Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia terwujud sebelum melakukan pembelajaran selalu diawali dengan do’a. Selain itu, siswa juga menghormati guru dengan selalu menyapa dan memberi salam ketika berpapasan dengan guru dan senior dengan salam militer. Kegiatan tersebut membuktikan penanaman yang baik di SMAN Plus Provinsi Riau Kota Pekanbaru.
Adapun bentuk perwujudan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang berpihak pada peserta didik dilakukan dalam bentuk nyata berupa pembentukan karakter siswa yaitu:
1) Dimensi Profil Pelajar Pancasila Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, dapat diwujudkan dalam kegiatan penanaman karakter religious seperti melakukan pembacaan doa sebelum pembelajaran, melakukan sholat Dhuha, melakukan sholat Zuhur berjemaah di masjid dan kegiatan hari hari besar Islam yaitu Isra’ Miraj.
2) Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Berkebhinekaan Global, dapat diwujudkan dalam kediatan seperti melakukan upacara senin pagi dan apel yang dilakukan setiap pagi dan sore. Siswa diajarkan untuk berteman dan bergaul dengan siapa saja tanpa memandang agara, suku, ras dan sebagainya dilingkungan sekolah serta menerapkan toleransi.
3) Dimensi Bergotong Royong pada Profil Pelajar Pancasila, dapat diwujudkan melalui kegiatan seperti pelaksanan proses pembelajaran dengan metode diskusi kelompok belajar yang berkolaborasi dengan teman kelompoknya dan gotong royong pemindahan barang asrama putri dari gedung lama ke gedung baru.
4) Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Mandiri, dapat diwujudkan dalam kegiatan seperti guru mewawancara secara bergantian dengan murid satu-persatu dari hasil tugas tahapan-tahapan penyelesaian SPLTV mencari harga satu barang dari permasalahan disajikan
5) Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Bernalar Kritis, dapat diwujudkan dalam kegiatan seperti pelaksanaan pembelajaran dengan, model pembelajaran PBL dimana model ini dapat membantu peserta didik untuk menjadi peserta didik yang mampu bernalar kritis.
6) Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Kreatif, dapat diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa dan bebas menyelesaikan tugasnya sesuai kreativitas seperti siswa mengerjakan proyek P5 bertema wirausaha dengan bahan-bahan sampah plastik.
Keberadaan
pendidikan abad ke-21 menjadi abad globalisasi. Pembelajaran abad ke-21 ini
menerapkan berpikir kritis, kreativitas, kerjasama, pemecahan masalah,
keterampilan komunikasi, kemasyarakatan, keterampilan karakter, terampil dalam
memecahkan masalah, dalam proses belajar-mengajar apabila siswa dapat
memecahkan masalah sehingga siswa dapat berpikir kritis. Keterampilan
pembelajaran abad ke-21 merupakan komponen penting dimana sistem pembelajaran
imi bukan lagi berpusat pada pendidik, melainkan berpusat kepada peserta didik.
Dalam pendidikan abad
ke-21 menerapkan profil pelajar pancasila yang menekankan penerapan karakter
siswa dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga hadirnya projek penguatan Profil
pelajar Pancasila memberikan kesempatan siswa untuk mengalami pengetahuan sebagai
proses penguatan karakter juga sekaligus kesempatan untuk belajar lingkungan
sekitarnya. Kegiatan projek profil ini siswa berkesempata mempelajari tema-tema
atau isu penting seperti teknologi, budaya, kesehatan mental, wirausaha,
kehidupan berdemokrasi dan lain-lain sehingga siswa dapat melakukan aksi nyata
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
Berdasarkan tema dari proyek profil lagi proses pengimplementasi di SMAN Plus Provinsi Riau Kota Pekanbaru bertema wirausaha. Wirausaha menjadi salah satu tema proyek Profil Pelajar pancasila, sehingga semua siswa mempelajari hal tersebut. Pada proyek ini seluruh kelas X merencanakan kegiatan wirausaha dengan menggunakan bahan-bahan sampah plastic atau bahan bekas pakai untuk mengimplementasi proyek wirausaha. Seluruh kelas X menentukan tema perkelas mencari ide proyek apa yang ingin dibuat yang bisa bermanfaat, seperti kelas X-5 membuat proyek lukisan mozaik, X-3 membuat proyek mobil bergerak, dan X-6 membuat miniature lambang SMAN Plus Provinsi Riau. Hal semacam ini adalah bentuk implementasi dari tema dalam projek penguatan.
Perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan Abad ke-21 sudah berjalan sebagaimana mestinya di
SMAN Plus Provinsi Riau Kota Pekanbaru, hal ini terlihat pada kehidupan
sehari-hari siswa di sekolah dengan menjalankan beberapa dimensi Profil Pelajar
pancasila seperti: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4)
berkebhinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif
Referensi
Kemendikbud. 2022. Keputusan Nomor 009/H/KR/2022: Dimensi,
Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka. Jakarta:
Kemendikbud
Khairiani,
L. (2023). Perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan
Abad Ke-21. https://www.kompasiana.com/lisakhairiani/63ecdf6d5479c322064948a2/perwujudan-profil-pelajar-pancasila-pada-pendidikan-yang-berpihak-pada-peserta-didik-dalam-pendidikan-abad-ke-21. Diakses pada tanggal 02 Maret 2024.
Lenovo
Indonesia. (2022). Mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran. https://lenovoedvision.com/id/wp-content/uploads/sites/13/2022/02/Mewujudkan-Profil-Pelajar-Pancasila-dalam-Pembelajaran.pdf. Diakses pada tanggal 02 maret 2024.
Sari, et al. (2023). Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas
Bangsa Indonesia Dan Perwujudannya Di SMAN 5 Palangka Raya. Cakrawala:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 2(1), 152-170.
Sinambela,
A., & Nugrahini, E. (2016). Media Komunikasi dan Inspirasi: JENDELA
Pendidikan dan Kebudayaan VIII/Desember-2016. Media Komunikasi dan
Inspirasi: JENDELA Pendidikan dan Kebudayaan, 8, 06-22.
Surya, D. W. T. (2023, June). Pancasila Sebagai Entitas dan
Identitas Bangsa Indonesia dalam Mewujudkan Pembelajaran Berbasis Profil
Pelajar Pancasila. In PROSIDING NATIONAL CONFERENCE FOR UMMAH (Vol.
2, No. 1, pp. 234-239).
Zuhrika, et al. (2024). Pancasila sebagai
Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila
pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad
ke-21. KOLONI, 3(1), 41-49.
Comments
Post a Comment